Rabu, 05 Mei 2010

PTK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup tidak bisa lepas dari kegiatan membaca. Namun berapa lama dalam satu hari satu malam selama 24 jam yang digunakan untuk kegiatan membaca. Kita bisa melihat siswa SMA, berapa lama mereka melakukan kegiatan membaca. Penulis sebagai guru bahasa Indonesia sering bertanya kepada siswa berapa lama Anda membaca dalam seharai ? kebanyakan siswa dalam sehari hanya dua jam . Itu pun untuk belajar apa saja tidak khusus untuk kegiatan membaca.
Hasil studi yang dilakukan oleh IEA ( International Association for Evaluation Education Achievement ) mengungkapkan bahwa kebiasaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti.Rendahnya kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (http:// pakguruonline.pendidikan.net).
Rendahnya minat dan kemampuan membaca antara lain tampak pada rendahnya kecepatan efektif membaca (KEM) mereka. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa pembelajaran membaca di sekolah belum maksimal. Padahal kita mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa lain, yatitu mahir menyimak, mahir berbicara, dan mahir menulis (Tarigan : 1994).
Sebagai guru bahasa Indonesia harus mampu mencari inovasi-inovasi mengenai metode, teknik, maupun alat peraga yang mampu meningkatkan minat baca dan nantinya mampu mendongkrak kecepatan efektif membaca .
Salah satu cara yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan efektif membaca sangatlah sederhana. Anda hanya perlu menyediakan pengukur waktu (stopwacth, jam tangan atau jam meja, buku yang belum pernah dibaca sebagai materi yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan efektif membaca. (umumnya setiap halaman buku yang berukuran setengah kuarto (105 X 148,5 mm) berisi sekitar 297 kata ( setiap baris berisi 8 sampai 9 kata dan setiap halaman berisi sekitar 33 baris). Waktu yang digunakan hanya 60 detik untuk membaca cepat. Penghitungan Kecepatan efektif membaca dilakukan dengan cara tetapkanlah satu halaman buku yang akan digunakan untuk menguji kecepatan efektif membaca, tekan tombol waktu, lalu mulailah membaca cepat dan berhenti setelah 60 detik, kemudian tandai dan hitunglah jumlah kata. Itulah hasil kecepatan efektif membaca Anda selama satu menit. (file:///H:/Removable%20Disk%20(G) UMUM/uji-baca-cepat.htm)
Cara yang dikemukakan di atas secara manual tanpa dengan alat apapun, sehingga siswa akan terlalu lama untuk menghitung jumlah kata yang diperoleh. Waktu yang diperlukan untuk menghitung jumlah kata lebih dari 5 menit bahkan kalau waktu yang digunakan untuk membaca 120 detik (2 menit) waktu untuk menghitung perolehan kecepatan efektif membaca lebih dari 10 menit. Hal ini akan menghabiskan waktu untuk pembelajaran.
Penulis berupaya mencari alat ukur kecepatan efektif membaca yang efektif dan efisien. Pada suatu saat penulis berpikir dan mengadakan percobaan dan akhirnya menemukan sebuah alat yang dapat membantu siswa untuk mempercepat penghitungan perolehan kecepatan efektif membaca . Alat itu penulis beri nama “Penggaris Kecepatan Efektif Membaca” atau Penggaris KEM.
Penggaris KEM berbentuk penggaris yang berisi tabel melebar berisi anggka 4,5,6 dan sisi kedua berisi angka 7,8,9 ( ini menunjukkan bahwa dalam satu baris sebuah buku bisa berisi 4 hingga 9 kata) dan memanjang berisi tabell di bawah angka 4 ada 8, 12, dst, di bawah angka 5 ada 10, 15, dst, di sisi kedua di bawah angka 7 ada 14, 21, dst, dan di bawah angka 8 ada angka 16, 24, dst.Panjang penggaris 40 baris sesauai dengan jumlah baris pada setiap halaman buku dan berjarak 1 spasi. Angka itu menunjukkan perolehan kecepatan efektif membaca seorang siswa.
B. Rumusan masalah
1. Apakah Penggaris KEM efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat ?
2. Bagaimana cara menggunakan Penggaris KEM dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tingkat efektivitas Penggaris KEM dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat.
2. Mendeskripsikan cara menggunakan Penggaris KEM dalam kegaiatan pembelajaran membaca cepat.
D. Manfaat
Penelitian Tinadakan Kelas ini memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktik.
1. Secara Teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini merupakan sumbangan pemikiran dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat di kelas bagi guru bahasa Indonesia.
2. Secara Praktik penelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat di kelas.















BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang Kecepatan Efektif Membaca pernah pernah dilakukan oleh Muhammad Sarwono guru Bahasa Indonesia SLTPN 3 Patebon Kabupaten Kendal, yang dimuat di internet http://pakguruonline.pendidikan.net yang berjudul Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) dengan Teknik Trifokus Steve Snyder yang hasilnya bahwa dari empat puluh siswa tiga puluh tujuh siswa (92,5%) mengatakan mulai terbiasa dan senang dengan membaca cepat. rata-rata KEM siswa kelas 3D meningkat dari 106,50 kpm menjadi 128,72 kpm (kata per menit)
Lembar Komunikasi Bahasa dan sastra SMU Stella Duce 2 Yogyakarya yang berjudul Sistem Membaca Cepat dan Efektif yang disusun oleh Agustiniu Suyoto mengatakan untuk meningkatkan kecepatan baca kita, pertama kita perlu mengukur kecepatan baca kita. Untuk itu perlu diadakan pengukuran kecepatan baca kita . Rumusnya ( jumlah kata yang dibaca dibagi lumlah detik untuk membaca dikalikan 60) dikalikan persentase pemahaman (diakses dari internet).
Dari sumber http://www.tempo.co.id/edunet/ yang berjudul Menguji Kemampuan membaca Cepat .Pengujian 1. Tetapkan satu halaman buku yang akan digunakan untuk menguji kecepatan Anda membaca. Tekan tombol pengukur waktu, lalu mulailah Anda membaca dengan cara sebagaimana Anda biasa melakukannya. Lalu hentikan membaca bersamaan dengan habisnya waktu (60 detik). Tandai kata dimana Anda selesai membaca pada saat waktu habis.
Minta teman Anda yang mengawasi pengujian untuk menghitung jumlah kata yang telah Anda baca dalam waktu 60 detik. Lalu minta dia menguji kemampuan Anda menangkap isi tulisan yang Anda baca dengan cara membandingkan cerita Anda dan mencocokannya dengan isi tulisan, seberapa persenkah Anda mampu menyerap arti atau pesan yang disampaikan dalam tulisan yang Anda baca. Catat semua hasil itu pada tabel yang sudah disiapkan. Sebagai pembanding Anda bisa melihat tabel dibawah ini yang menjelaskan perbandingan antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan berikut penilaian kemampuan membaca.
Jumlah kata /menit Pemahaman isi Profil Pembaca
110 kata/menit 50 persen Kemampuan kurang
240 kata/menit 60 persen Kemampuan rata-rata
400 kata/menit 80 persen Kemampuan baik
1000 kata/menit 85 persen Sempurna
Para ahli di Amerika menggolongkan rentang KEM ideal sebagai berikut
Tingkat Kata per menit
SD 140
SMP 140 - 175
SMA 175 - 245
PT 245 - 280


B. Landasan Teoritis
1. Hakikat membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proeses penyandian kembali dan pembacaan sandi ( Tarigan: 1983).
Membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit dan tingkat pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca orang tersebut semakin meningkat.
Pendekatan yang pernah diterapkan dalam pembelajaran membaca memiliki karakteristik tertentu yaitu : (1) menyajikan pemahaman secara keseluruhan proses pemaknaan, (2) Pemaknaan tidak pernah mencapai 100%, karena apa yang muncul dalam permukaan wacana tidak selalu eksplisit; selalu ada hal-hal yang implisit yang mesti ditafsirkan pembaca, (3) Efektifiktas membaca dapat ditingkatkan bilamana seperangkat asumsi dimilki bersama oleh pembaca, khususnya dalam program membaca bidang studi tertentu.
2. Faktor yang Mempengaruhi Membaca
a. Faktor Intelegensia
Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan mental atau potensi belajar telah dibuktikan berpengaruh terhadap proses pemahaman dalam membaca hampir dalam setiap jenjang pendidikan. Intelegensi memiliki pengaruh yang subsansial terhadap kemampuan memahami bacaan.Nalar umum yang biasanya di ketengahkan dalam hubungan ini adalah membaca dikatakan sebagai proses pengolahan bacaan yang menerapkan seperangkat kemampuan mental untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang tuturan tertulis yang dibaca. Ketepatan pemahaman yang diperoleh banyak sekali ditentukan oleh kemampuan mental atau intelegensia membaca (Haris,etc. dalam I Gusti Ngurah oka, 1983).
b. Faktor Sikap
Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifatnya dalam meraksi sesuatu , oleh sementara ahli di bidang studi membaca telah dikaji pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. sikap pembaca mewarnai penafsiran dan penilaian terhadap hal-hal yang tersirat yang terdapat dalam bacaan. Ada dugaan yang cukup kuat bahwa sikap dalam segala manifestasinya serta tautannya dengan faktor kepribadian yang lainnya lebih besar pengaruhnya terhadap proses membaca dibandingkan dengan faktor-faktor dalam yang lainnya. Sikap positif teerhadap bacaan dan terhadap belajar membaca dipeerkirakan sama dengan motor yang mampu menggerakkan jenis-jenis keterampilan membaca bekerja secara lebih baik dan lebih akurat. Berdasarkan hal-hal yang telah ditemukan tentang pengaruh sikap ini dan kecenderungan pandangan tentang pentingnya peranan sikap dalam membaca, pengajaran membaca diharapkan bukan saja mempertimbangkan faktor-faktor sikap, melainkan juga diharapkan membina sikap siswa dalam membaca.
c. Faktor Perbedaan Kelamin
Banyak peneliti yang mendapatkan bahwa faktor perbedaan kelamin ada pengaruhnya terhadap proses belajar membaca, misalnya Stroud dan Linguist (1942), Pauley (1951), Fabian (1955) dalam I Gusti Ngurah Oka (1983). Pengaruh tersebut hanya bekerja pada siswa muda usia saja, yaitu (1) siswa putri lebih unggul dalam belajar membaca daripada siswa putra pada saat mereka kelas II dan III , dan (2) di atas kelas tersebut perbedaan kelamin tersebut tidak merupakan faktor yang berpengaruh lagi.
d. Faktor Penguasaan Bahasa
Penguasaan bahasa sebagai faktor yang berpengaruh dalam proses memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang menerapkan pendekatan konseptual dan pendekatan emperikal. Teori membaca sebagai proses berpikir yang dirintis oleh Thorndike, dan teori lainnya pada dasarnya hampir semuanya menyepakati bahwa penguasaan bahasa siswa merupakan faktor yang menentukan sifatnya dalam proses membaca. Walaupun demikian, sementara sarjana penganut pendekatan eksperimental masih belum merasa puas dengan pendekatan itu. Mereka lalu melaksanakan studi dan penelitian eksperimentatif untuk lebih meyakinkan dirinya akan besarnya pengaruh faktor penguasanan bahasa siswa. Faktor yang mempunyaipengaruh besar dalam proses pemahaman bacaan antara lain ; faktor struktur kalimat, dan kekomplekan kalimat yang menyangkut masalah transformasi kalimat.
Masalah penguasaan bahasa termasuk di dalamnya perbedaan ragam bahasa atau dialek siswa yang berbeda dengan rgama bahasa yang dipakai dalam pengajaran membaca merupakan faktor penghambat bagi kelancvaran dan keberhasilan dalam belajar membaca.
e. Faktor Status Sosial Ekonomi
Kedudukan orang tua anak didik di tengah-tengah masyarakat, keadaan ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah beberapa faktor yang tergolong sosial ekonomi. Penelitian menunjukkan bahwa kelompok siswa yang ststus sosial ekonomianya cukup baik menunjukkan kemampuan membaca komprehensif yang lebih baik.
f. Faktor Bahan Bacaan
Bahan bacaan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap prosespemahaman bacaan telah banyak dibuktikan dengan penelitian eksperimental. Tentang pengaruh isi bacaan serta penyajiannya dikemukakan pula oleh Katz dalam I Gusti Ngurah Oka (1983) bahwa makin spesifik sifat sugesti isi bacaan bertautan dengan kepribadian pembaca, makin kuat pengaruh sugesti itu. Eksperimen Ruddle (1965) pun mengemukakan bahwa bahan bacaan yang terstruktur kalimatnya sama dengan kalimat bahsa lisan yang dikuasai siswa jauh mudah dipahami daripada sebaliknya; Wilcox (1964) menemukan bahwa siswa remaja lebih mudah memahami bacaan yang dilengkapi dengan skema atau tabel; Spache (1969) menemukan bahwa bahasa bacaan dari pengarang yang sudah punya nama lebih mudah dipahami oleh pembaca yang telah mengenal baik pengarangnya.
g. Faktor Guru
Guru dianggap sebagai faktor yang paling menentukan sifatnya dalam belajar membaca dan pengaruh besar dalam perilaku membacasiswa, perilaku mengajar yang berpengaruh positif antara lain adalah (1) usaha memahami sudut pandang siswa,(2) memvariasikan situasi yang memotivasi siswa belajar, (3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif kepada siswa, (4) menejamkan pemahaman siswa, dan (5) mencobakan gagasan-gagasan baru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.
Pengetahuan guru yang dapat mempengaruhi anatara lain meliputi (1) pengetahuan tentang penguasaan kosa kata, (2) pengetahuan tentang mekanisme membaca, (3) pengetahuan tentang selera baca siswa, (4) pengetahuan tentang membaca kritis, dan pengetahuan tentang pemahaman literal dan interpretative.
3. Membaca Cepat
Membaca cepat adalah ragam membaca yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara garis besar saja. Ragam membaca cepat atau Speed Reading ini nantinya akan berhubungan dengan teknik membaca secara Skimming serta membaca Scaning.
Banyak yang mengartikan Skimming sebagai sekadar menyapu membaca halaman, sedangkan pengertia yang sebenarnya adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sitematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan, seperti (1) mengenali topik bacaan, (2) Untuk mengetahui opini atau pendapat orang ,(3) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya, (4) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antarbagian bacaan itu, dan (5) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.
Pada umumnya orang yang jarang mendapat latihan membaca pasti memiliki kecepatan baca yang lebih rendah dari kemampuannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kecepatan baca seseorang, anata lain :
a. Kebiasaan lama yang telah mendarah daging seperti menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, dan menggunakan jari atau benda untuk menunjuk kata-kata yang dibacanya .
b. Tidak agresif (tidak bersemangat) dalam usaha memahami arti bacaan.
c. Persepsinya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibacanya.
Faktor yang menyebabkan kecepatan seseorang terhambat, antara lain :
a. Vokalisasi, yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi kata yang dibacanya.
b. gerakan bibir pada waktu membaca baik bersuara maupun tak bersuara.
c. gerakan kepala mengikuti kata-kata yang dibacanya.
d. Menunjuk (dengan jari atau alat lain) kata-kata yang dibaca pada waktu membaca.
e. regresi, yaitu gerakan mata melihat kembali beberapa kata yang telah dibacanya.
f. Subvokalisasi, yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau pikiran.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Membaca di SMA ( yang berkaitan dengan membaca cepat )
Standar Kompetensi
Kelas X Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca
Kelas XI Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif
Kelas XII Memahami ragam wacana tulis melalui kegiatan membaca cepat dan membaca intensif

Kompetensi Dasar
Kelas X Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit)
Kelas XI Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit
Kelas XII Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350 kata per menit
Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap tahun kecepatan efektif membaca siswa harus meningkat 50 kata permenit. Dengan demikian guru dalam melakukan pembelajaran membaca cepat harus berupaya meningkatkan kecepatan efektif membaca siswa. Untuk itu diperlukan suatu strategi atau pembelajaran yang bersifat inovatif..
Dalam pembejaran membaca cepat untuk menghitung perolehan kecepatan membaca masih dilakukan secara tradisional yaitu siswa diminta menghitung sejumlah kata yang ia peroleh pada saat waktu ia membaca. Hal ini akan menghabiskan waktu dan menjadikan siswa tidak bergairah menghitung karena ia harus membilang mulai dari satu hingga baris terakhir yang ia beri tanda.
Beranjak dari situlah penulis berupaya mencari cara yang lebih praktis dan mudah. Berilham dari penggarislah penulis mencoba memodivikasi angka-angka yang tertera pada penggaris penulis ganti dengan tabel yang berupa baris dan kolom. Kolom berisi angka 4,5,6,7,8,dan 9. Sedangkan baris berisi kelipatan bilangan tersebut hingga lima puluh baris.
5.Penggaris Kecepartan Efektif Membaca
a. Pengertian Penggaris Kecepatan Efektif Membaca
Penggaris Kecepatan Efektif Membaca adalah penggaris yang berisikan tabel kolom dan baris yang berfungsi untuk menghitung perolehan kecepatan efektif membaca secara cepat. Kolom berisi angka 4,5,6 pada sisi pertama dan 7,8,9 pada sisi kedua . Angka-angka ini bermakna bahwa setiap halaman pada buku yang sedang dibaca setiap baris bisa berisi 4,5, atau 6 kata. Jika buku yang sedang dibaca berisi 6 baris maka yang dipakai menghitung kecepatan efektif membaca ialah angka 6 . Jika buku yang dibaca dalam satu baris berisi rata-rata 9 kata maka yang dipakai pada tabel ialah angka 9.
Sedangkan angka pada lajur baris berisi kelipatan dari angka 4,5,6,7,8, dan 9 . Angka itu berfungsi untuk mengetahui berapa jumlah kata yang telah diperoleh siswa dalam waktu satu menit. Misal siswa dalam waktu satu menit ia memperoleh 25 baris dan tiap baris berisi 8 kata maka bisa dilihat pada tabel penggaris KEM tersebut, akan menunjukkan angka 200. Dapat diterjemahkan bahwa kecepatan efektif membaca siswa tersebut 200 kpm ( kata per menit)
b. Cara menggunakan Penggaris Kecepatan Efektif Membaca
Cara menggunakan Penggaris KEM ialah siswa cukup menempelkan penggaris pada buku atau kertas yang telah ia baca . Misal seorang siswa telah membaca buku selama satu menit dan ia diminta memberi tanda pada kata terakhir yang ia baca. Kemudian tempelkan penggaris KEM pada buku tersebut, lihat angka 4,5,6, atau 7,8,9 misal tiap baris berisi rata-rata 8 kata , maka yang dilihat adalah tabel angka 8 ke bawah sampai ketemu tanda (kata terakhir yang telah dibaca siswa) sehingga dapat terbaca berapa banyak kata yang telah ia baca selama satu menit. Misal kata terkhir (baris ke-29) maka akan menunjuk pada angka 232 berarti kecepatan efektif membaca siswa adalah 232 kpm (kata permenit).





c. Gambar Penggaris Kecepatan Efektif Membaca
1 4 5 6 1 7 8 9
2 8 10 12 2 14 16 18
3 12 15 18 3 21 24 27
4 16 20 24 4 28 32 36
5 20 25 30 5 35 40 45
6 24 30 36 6 42 48 54
7 28 35 42 7 49 56 63
8 32 40 48 8 56 64 72
9 36 45 54 9 63 72 81
10 40 50 60 10 70 80 90
11 44 55 66 11 77 88 99
12 48 60 72 12 84 96 108
13 52 65 78 13 91 104 117
14 56 70 84 14 98 112 126
15 60 75 90 15 105 120 135
16 64 80 96 16 112 128 144
17 68 85 102 17 119 136 153
18 72 90 108 18 126 144 162
19 76 95 114 19 133 152 171
20 80 100 120 20 140 160 180
21 84 105 126 21 147 168 189
22 88 110 132 22 154 176 198
23 92 115 138 23 161 184 207
24 96 120 144 24 168 192 216
25 100 125 150 25 175 200 225
26 104 130 156 26 182 208 234
27 108 135 162 27 189 216 243
28 112 140 168 28 196 224 252
29 116 145 174 29 203 232 261
30 120 150 180 30 210 240 270
31 124 155 186 31 217 248 279
32 128 160 192 32 224 256 288
33 132 165 198 33 231 264 297
34 136 170 204 34 238 272 306
35 140 175 210 35 245 280 315
36 144 180 216 36 252 288 324
37 148 185 222 37 259 296 333
38 152 190 228 38 266 304 342
39 156 195 234 39 273 312 351
40 160 200 240 40 280 320 360
41 164 205 246 41 287 328 369
42 168 210 252 42 294 336 378
43 172 215 258 43 301 344 387
44 176 220 264 44 308 352 396
45 180 225 270 45 315 360 405
46 184 230 276 46 322 368 414
47 188 235 282 47 329 376 423
48 192 240 288 48 336 384 432
49 196 245 294 49 343 392 441
50 200 250 300 50 350 400 450

C. Kerangka Pikir
Guru yang berhasil dan mampu meningkatkan kecepatan efektif membaca siswa adalah guru yang “power with” dan “power for” terhadap siswa, bukan guru yang “power on” atau “power off” (Yones, dalam Bell,1993 :37 dalam buletin Pelangi Pendidikan vol I No. 3 th 1998/1999).. Guru yang power with akan terbentuk jika guru senantiasa bekerja “bersama “ siswa. Guru yang dan “power for” digambarkan sebagai guru yangbekerja untuk kepentingan peningkatan proses belajar mengajar. dengan demikian guru hendaknya selalu membimbing, mengarahkan serta memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Di kelas XII IPA 1SMA Negeri 1 Bumiayu kecepatan efektif membaca siswa belum mencapai apa yang diinginkan dalam kompetensi dasar. Siswa merasa kurang bergairah jika diberi materi membaca cepat, karena metode pembelajaran membaca cepat menggunakan pendekatan kontekstual. Siswa jika disuruh menghitung kecepatan efektif membacanya hanya sekadar ngomong saja yang penting sama atau hampir sama dengan teman. Hasil kecepatan membaca tidak dihitung secara benar. Hal ini disebabkan cara penghitungan masih manual , yaitu siswa menghitung dari huruf pertama hingga terakhir. dengan demikian siswa tidak bergairah belajar dan pada saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan tidak bisa, akhirnya hasil belajar rendah atau tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Setelah melihat kondisi awal yang demikian penulis berusaha keras untuk meningkatkan KEM siswa, maka penulis dalam menyampaikan pembelajaran membaca cepat menggunakan Penggaris KEM ciptaan penulis . Pelaksanaan ini dilakukan dengan 2 siklus. Siklus I dengan menggunakan Penggaris KEM kemudian hasilnya diteliti lalu diadakan refleksi . Pada silkus II dadakan perbaikan-perbaikan dan hasilnya diteliti lagi hingga pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Penggaris KEM benar-benar efektif. Pada akhirnya mendapatkan hasil yang maksimal atau boleh dikata bahwa kecepatan efektif membaca siswa kelas XII IPA I SMA Negeri 1 Bumiayu meningkat. Untuk lebih jelasnya lihat diagram berikut.














D. Hipotesis Tindakan
Setelah diberikan pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Penggaris KEM , kecepatan efektif membaca siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Bumiayu efektif.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksnakan pada minggu ke-4 bulan Juli 2008 dan Minggu ke-1 bulan Agustus 2008 . Pelaksanaan dilakkukan pada tanggal tersebut karena kegiatan membaca cepat untuk mengukur tingkat minat baca siswa. Penulis berpendapat jika kecepatan efektif membaca siswa tinggi bisa diasumsikan bahwa siswa tersebut senang membaca. Siswa yang senang membaca biasanya lebih pandai dibandingkan dengan siswa yang tidak senang membaca. Dengan kegiatan membaca cepat pada awal tahun ajaran baru diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran materi yang lain, karena membaca adalah merupakan modal untuk meningkatkan mutu pendidikan. Jika kecepatan efektif membaca siswa masih rendah maka pada minggu-minggu berikut perlu ditingkatkan.
4. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Bumiayu pada kelas XII IPA 1. Penulis mengambil lokasi dan kelas tersebut karena kelas tersebut dipandang lebih bermasalah daripada kelas XII IPA yang lain.
B. Variabel Penelitian
Yang Menjadi variabel pada penelitian tindakan kelas di sini ialah :
a. Kemampuan kecepatan efektif membaca siswa
b. Penggunaan Penggaris KEM
C. Disain Penelitian
Siklus 1
a. Perencanaan
b. Implementasi tindakan
c. Observasi dan interpretasi
d. Analisis dan refleksi
Siklus II
a. Perencanaan
b. Implementasi tindakan
c. Observasi dan interpretasi
d. Analisis dan refleksi
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini ialah tes tertulis, dan tes tindakan. Tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman bacaan dengan membaca cepat. Sedangkan tes perbuatan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan Penggaris KEM.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis di sisni dimaksudkan bahwa siswa mengerjakan tes tentang penguasaan tentang materi bacaan. Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui isi bacaan yang bariu saja dibacanya. Dan Tes perbuatan siswa melakukan penghitungan perolehan kecepatan efektif membaca . berapa waktu yang ia gunakan untuk menghitung kecepatan efektif membaca dengan penggaris KEM.
F. Teknik Analsis Data
Teknik Analisis Data yang diguanakan ialah analisis deskriptif, yaitu hasil belajar siswa dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus. Di samping itu observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi
































BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Deskripsi kesiapan menerima pelajaran
Pada tahap ini tampak siswa kurang bergairah karena pada saat di kelas XI pernah melaksanakan membaca cepat dengan cara konvvensional, yaitu setelah membaca cepat selaiai siswa diminta untuk menghitung perolehan kecepatan efektif membacanya dengan cara membialang dari kata awal sampai dengan katea terakhir yang ia baca. Hal ini yang menjadikan anak merasa malas untuk melaksanakan. terkadang anak tidak menghitung tetapi hanya sekadar ngomong saja yang penting tidak terlalu jauh berbeda dengan teman lain. Sehingga begitu guru membacakan Kompetensi dasar membaca cepat siswa tampak menggerutu dan tidak siap. Dari 40 siswa hampir 80 % berteriak huuuu bosan pak.
2. Kegiatan belajar mengajar
a. Pendahuluan
Guru menyiapkan bahan bacaan yang sama, yaitu bacaan yang diperoleh dari koran kemudian diketik ulang pada kertasa ukuran A4 atau kuarto dengan jarak 1 spasi. Guru menyiapkan alat evaluasi berupa daftar pertanyaan pilihan ganda sejumlah 10 soal yang berkaitan dengan bacaan . Guru memberitahukan kepada siswa cara memnghitung kecepatan efektif membaca dengan cara konvensional.
b. Kegiatan inti
Kegiatan ini meliputi : siswa membaca wacana yang telah disediakan dengan pengatur waktu selama 1 menit. Guru memberi aba-aba secara secara serentak siswa membaca cepat pada saat waktu menunjukkan satu menit siswa berhenti dan memberi tanda pada kata terakhir yang ia baca. Kemudian siswa menghitung perolehan kecepatan efektif membacanya secara konvensional. Siswa menuliskan perolehan kecepatan efektif membacanya di pojok kanan atas dan wacana yang telah dibacanya diberi nama siswa tersebut kemudian dikumpulkan. Misal Suleman perolehan kem 226 kpm waktu hitung 5 menit 25 detik (325 detik) . Kemudian siswa menjawab pertanyaan berkaitan dengan wacana sejumlah sepuluh soal yang berkaitan dengan wacana.
c. Penutup
Guru bersama siswa membuat kesimpulan. Kegiatan pada pembelajaran hari itu kurang efektif.
Hasil pembelajaran pada siklus I
Dari hasil penelitian penghitungan kecepatan efektif membaca dengan menggunakan metode konvensional dapat diperoleh gambaran sebagai berikut : waktu yang digunakan untuk menghitung kem siswa rata-rata 156 detik, median 155,5 detik, mode 165 standar deviasi 24,97 waktu tercepat yang digunakan menghitung 110 detik sedangkan waktu terlama 240 detik, jumlah waktu yang digunakan 6256 detik.
Tidak efektifnya waktu untuk menghitung disebabkan oleh beberapa hal :
a. Siswa merasa malas menghitung
b. Tidak adanya motivasi siswa
c. Siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran
d. Tidak ada alat bantu hitung
3 Refleksi
Proses pembelajaran membaca cepat dengan metode konvensional ternyata kurang efektif , siswa merasa malas untuk menghitung perolehan kecepatan efektif membaca. Siswa perlu motivasi dan perlu suatu alat untuk mempermudah penghitungan kecepatan efektif membaca. Hasil kenyataan di lapangan dijadikan bahan dalam menentukan tindakan pada sikuls kedua, memberikan motivasi siswa dan mencari lat bantu yang bisa mempermudah penghitungan kecepatan efektif membaca.
Siklus II
Berdasarkan refleksi siklus I penulis mengadakan inovasi dalam pembelajaran dan mencoba mencari alat bantu untuk menghitung kecepatan efektifitas membaca. Pada siklus II penulis menggunakan Penggaris KEM (kecepatan efektif membaca).
a. Tahap prapembelajaran
pada tahap ini penulis mengadakan persiapan yang lebih baik yaitu : membuat RPP, menyiapkan penggaris KEM, menyiapkan wacana yang berbeda dengan siklus I, menyiapkan alat evaluasi yang berupa soal pilihan ganda. Pada wacana di atas kanan sudah disediakan kolom nama siswa, waktu yang digunakan untuk menghitung kem, jumlah perolehan membaca cepat.
b. Tahap pembelajaran
1. Pendahuluan
a) siswa diberi motivasi bahwa menghitung perolehan kecepatan efektif membaca itu mudah dan cepat.
b) siswa diberi pengarahan cara membaca cepat yang benar.
c) siswa diperkenalkan penggaris kem dan setiap siswa diberikan penggaris kem.
d) siswa diminta untuk mencoba terlebih dahulu.
2. Inti
Siswa diminta untuk membaca secara bersama-sama dengan komando guru. Siswa diberi kesempatan yang sama masing-masing anak membaca cepat selama satu menit. Setelah waktu habis semua siswa diminta untuk memberi tanda pada kata terakhir yang telah ia baca, seperti pertemuan yang lalu. Kemudian siswa diminta untuk menghitung kecepatan efektif membaca dengan menggunakan penggaris kem (kecepatan efektif membaca) Setelah selesai siswa menuliskan perolehen kecepatan efektif membaca, menuliskan waktu yang digunakan untuk menghitung perolehan kecepatan efektif membaca di tempat yang telah disediakan. Kemudian lembar wacana dan penggaris kem dikumpulkan kembali. Setelah semua terkumpul siswa mengerjakan soal pilihan ganda sejumlah 10 soal yang berkaitan dengan wacana.
3. Penutup
Guru bersama siswa membuat kesimpulan . Siswa merasa senang mengikuti pembel;ajar membaca cepat dengan menggunakan alat bantu penggaris kem.
Hasil Pembelajaran pada siklus II
Berdasarkan penelitian dari 40 siswa ternya setelah menggunakan penggaris kem dapat dikatakan :meannya 49,47 detik, median 51 detik, mode 56, standar deviasi 12,12, waktu yang paling sedikit 25 detik dan waktu terlama 68 detik.
Jika dibandingkan dengan metode konvensional sangat jauh berbeda. Dengan penggaris kem ternyata hasilnya sangat feketif. seperti terpampang di atas.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat dilihat pada lampiran penghitungan dengan statistik.
















BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan :
1. Penggaris KEM efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat .
2. Cara menggunakan Penggaris KEM dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat yaitu siswa cukup meletakkan pada wacana yang ia baca dengan melihat tabel pada penggaris kem.
B. Saran
1. Penulis menyarankan hendaknya guru bahasa Indonesia dalam
menyampaikan materi membaca cepat untuk menghitung
kecepatan efektif membaca menggunakan penggaris kem dengan
membuat sendiri.
2. Guru selalu mengadakan inovasi dalam melakukan pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar